Kedubes Mesir di Menteng Jakarta Pusat Jadi Sasaran Demonstrasi Massa Pro Palestina
Demo ditujukan untuk memberi tekanan opini dan politik kepada Pemerintah Mesir agar mereka membuka gerbang perbatasan Rafah.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Muhammad Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa aksi pro Palestina dari Free Palestine Network (FPN) menggeruduk Kedutaan Besar (Kedubes) Mesir untuk Indonesia di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/8/2025) siang.
Menteng adalah salah satu kecamatan di Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Terletak di pusat kota Jakarta, berbatasan dengan Gambir, Tanah Abang, Senen, dan Setiabudi.
Baca juga: Prancis Kirim Bantuan ke Gaza via Udara, Macron Serukan Akses Penuh, Bantuan Airdrop Saja Tak Cukup
Sekjen FPN, Furqan mengatakan, aksi demonstrasi ini sengaja dipusatkan di depan Kedubes Mesir karena ditujukan untuk memberi tekanan opini dan politik kepada Pemerintah Mesir agar mereka membuka gerbang perbatasan Rafah.
Demonstrasi adalah bentuk kegiatan penyampaian pendapat di muka umum, biasanya dilakukan oleh sekelompok orang untuk menyuarakan aspirasi, protes, atau tuntutan terhadap kebijakan atau isu tertentu.
"Adapun aksi hari ini itu memang sengaja kita pusatkan di depan Kedutaan Mesir untuk apa? Untuk memberi tekanan opini dan tekanan politik kepada pemerintahan Mesir untuk membuka perbatasan rafah sepenuhnya," kata Furqan di lokasi aksi.
Kedubes yaitu perwakilan diplomatik resmi suatu negara di negara lain.
Kedubes berfungsi sebagai kantor utama yang mewakili kepentingan politik, ekonomi, sosial, dan budaya negara pengirim di negara penerima.
Menurutnya Mesir menjadi negara paling utama yang bisa membantu rakyat Palestina terbebas dari kelaparan hasil ciptaan negeri zionis Israel. Sebagai tetangga, Mesir sudah semestinya membantu Palestina, dengan membuka blokade zionis.
"Tidak mungkin rasanya kalau orang mengaku saudara lalu diam saja," ujar dia.
Furqan menyatakan, blokade bantuan yang dilakukan Israel di perbatasan Palestina bertujuan untuk penghapusan etnis. Dengan cara, membuat rakyat Palestina kelaparan dan kemudian mengambil alih wilayah tersebut.
Baca juga: Momen Massa Aksi Pro Palestina Bawa Panci Kepung Kedubes Mesir di Jakarta, Ini Maknanya
Hal ini katanya juga dipraktikkan di beberapa negara, seperti mengusir suku Indian dan Aborigin di Amerika Serikat dan Kanada, serta Australia.
"Praktik ini mau diulangi lagi dengan mengambil alih wilayah Palestina dari masyarakat Palestina," jelas dia.
Lebih lanjut, Furqan mengatakan Indonesia juga memiliki sejarah panjang dalam perjuangan anti-penjajahan.
Salah satunya lewat Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, di mana lebih dari 40 negara baru merdeka hadir dan sepakat bahwa kolonialisme harus dihapuskan.
Namun sampai sekarang, Palestina jadi negara yang belum merdeka. Di satu sisi Indonesia masih memiliki utang sejarah terhadap Palestina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.