TNI AU Berduka: Marsma Fajar Dimakamkan di Probolinggo Usai Kecelakaan Pesawat di Bogor
Jenazah Marsma Fajar diterbangkan dengan Hercules, dimakamkan di kampung halaman setelah gugur dalam misi latihan dirgantara.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Acos Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — TNI Angkatan Udara berduka atas gugurnya Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapoksahli) Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI AU (Kodiklatau), Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, dalam kecelakaan pesawat latih sipil di Ciampea, Bogor, Jaea Barat, Minggu pagi. Jenazah almarhum direncakan dimakamkan di pemakaman keluarga di Probolinggo, Jawa Timur, Senin besok (4/8/2025).
Jenazah diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat Hercules menuju Malang, lalu dilanjutkan perjalanan darat ke Probolinggo.
“Rencana jenazah almarhum Marsma Fajar akan digeser ke Malang lewat Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 06.30 WIB menggunakan Pesawat Hercules,” ujar Kadispenau Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, di rumah duka di Komplek TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan.
“Perjalanan ke Malang menempuh waktu 1 jam 45 menit. Dari Malang akan melanjutkan perjalanan dengan jalan darat, dimakamkan di pemakaman keluarga di Probolinggo,” sambungnya.

Marsma Fajar Adriyanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 dan dikenal sebagai penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”.
Ia pernah menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau. Salah satu momen penting dalam kariernya adalah saat menghadang lima jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean pada 2003.
“Saya terakhir berkomunikasi dengan beliau hari Jumat lalu, membahas inovasi Dispen AU. Beliau banyak memberi masukan,” kata Nyoman.
“Semangat dan pengabdian beliau akan jadi inspirasi bagi generasi penerus TNI AU,” tutupnya.
Baca juga: Candaan Bom di Lion Air JT-308: 184 Penumpang Diturunkan, Pesawat Diganti Total
Kronologi Kecelakaan Pesawat Latih
Pesawat Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan registrasi PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dalam misi latihan profisiensi dirgantara. Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat kehilangan kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana, Desa Benteng, Ciampea.
Marsma Fajar yang bertindak sebagai pilot dinyatakan meninggal dunia di RSAU dr. M. Hassan Toto, sementara kopilot Roni Ahmad mengalami luka berat. Latihan tersebut merupakan bagian dari pembinaan kemampuan personel FASI yang berada di bawah binaan TNI AU.
“Penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) dan merupakan sortie kedua pada hari itu. Pesawat dinyatakan laik terbang,” jelas Nyoman.
Lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan oleh aparat, dan proses evakuasi dilakukan sesuai prosedur. TNI AU menyatakan duka cita mendalam atas insiden tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.